Bjorka, nama yang sudah tidak asing lagi di dunia keamanan siber, kembali menghebohkan Indonesia. Peretas yang dikenal karena aksinya yang meresahkan ini diduga telah membocorkan dan menjual sekitar 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) melalui platform Breach Forums. Kejadian ini bukan hanya menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, tetapi juga berdampak pada sejumlah pejabat publik, termasuk Presiden Joko Widodo dan kedua putranya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Apa yang Terjadi?
Dilansir dari CNN Indonesia, menurut laporan dari Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, Bjorka telah membocorkan data yang mencakup NIK, NPWP, alamat, nomor telepon, dan email. Data tersebut diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Selain data pribadi, informasi yang bocor juga melibatkan 25 pejabat publik, termasuk Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Data yang Terbocorkan
Data yang bocor meliputi berbagai informasi sensitif, seperti:
- Nomor Induk Kependudukan (NIK)
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Nama lengkap
- Alamat
- Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi
- Kode KLU, nama KPP, nama Kanwil, nomor telepon, fax, email, tanggal lahir, tanggal pendaftaran, status PKP, tanggal pengukuhan PKP, jenis WP, dan badan hukum
Sejarah Aksi Bjorka
Bjorka pertama kali muncul di radar keamanan siber pada April 2020 ketika membobol data pelanggan Tokopedia. Data yang dicuri saat itu mencakup 11 GB data terkompresi dan 24 GB data yang tidak terkompresi, termasuk user ID, password, email, dan nomor telepon. Selain Tokopedia, Bjorka juga mengungkap surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada September 2022, menunjukkan bahwa peretas ini tidak segan-segan menyentuh instansi pemerintah.
Apa Dampaknya?
Bocornya data NPWP ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah. Pertama, dapat mengakibatkan pencurian identitas dan penipuan yang merugikan individu dan organisasi. Kedua, kerentanan ini juga dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap keamanan data pemerintah dan lembaga keuangan. Akibatnya, langkah-langkah keamanan yang lebih ketat dan revisi kebijakan perlindungan data mungkin akan diperlukan.
Langkah Selanjutnya
Sebagai langkah preventif, penting bagi masyarakat untuk memantau aktivitas keuangan dan melaporkan segala aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan sistem keamanan data untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sebagai penutup, meskipun Bjorka telah berhasil mengejutkan banyak pihak dengan aksinya, kita semua harus tetap waspada dan memperhatikan langkah-langkah perlindungan data pribadi kita. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita terbaru dan perbarui informasi terkait keamanan siber agar tidak menjadi korban berikutnya.