Pemerataan akses internet dan jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi masih menjadi tantangan utama di Indonesia. Survei terbaru APJII di tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 57 juta penduduk Indonesia masih belum tersambung internet, terutama di daerah terdepan, terluar, dan terjauh (3T). Namun, ada harapan baru dengan hadirnya teknologi BTS Terbang atau HAPS.
Apa itu HAPS?
HAPS (High-Altitude Platform Station) adalah BTS yang beroperasi di udara, mirip dengan satelit, namun menggunakan balon udara atau drone bertenaga matahari yang beroperasi pada ketinggian 5–20 km di lapisan stratosfer. Teknologi ini diharapkan dapat menawarkan layanan internet, termasuk 5G, ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh internet kabel.
Keunggulan HAPS
- Biaya Operasional Lebih Murah: Karena beroperasi di lapisan stratosfer, HAPS tidak memerlukan peluncuran satelit, sehingga biaya operasionalnya lebih rendah dibandingkan dengan satelit LEO seperti Starlink.
- Latensi Lebih Rendah: HAPS menawarkan latensi yang lebih cepat (5-10 ms) dibandingkan dengan satelit LEO (sekitar 50 ms). Hal ini memungkinkan pengalaman internet yang lebih responsif dan efisien.
- Jangka Waktu Operasional: Satu unit HAPS dapat terbang di satu kawasan selama 6 bulan, memberikan layanan internet yang stabil dan terus-menerus.
Mitratel dan Kolaborasi dengan AALTO HAPS Ltd
Dilansir dari Kumparan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL), anak perusahaan Telkom, baru-baru ini mengumumkan akan mengembangkan teknologi HAPS ini. Dalam pengembangan ini, Mitratel akan bekerjasama dengan AALTO HAPS Ltd, anak perusahaan Airbus. Rencananya, fase pengembangan dan penelitian akan selesai pada tahun 2025, dan pada tahun 2026, HAPS sudah dapat beroperasi secara komersial.
Apa yang Diharapkan dari HAPS?
Dengan beroperasinya HAPS, diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan akses internet di daerah 3T. Teknologi ini dapat menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan internet satelit, terutama dalam hal biaya dan latensi.
Kesimpulan
Hadirnya teknologi BTS Terbang atau HAPS diharapkan dapat menjadi alternatif yang lebih baik dari internet satelit seperti Starlink. Dengan keunggulan dalam biaya operasional dan latensi yang lebih rendah, HAPS memiliki potensi besar untuk meningkatkan pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh teknologi tradisional. Bagaimana menurut Anda, lebih mending HAPS atau internet satelit?