Elon Musk, pemilik platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter), baru-baru ini mengumumkan perubahan besar dalam fitur block di platform tersebut. Musk ingin menghapus fitur block, menggantinya dengan versi mute yang lebih kuat. Ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna, karena pengguna yang diblokir masih bisa melihat postingan publik dari pengguna yang memblokir mereka, walau tidak dapat memberikan like, repost, atau berkomentar.
Musk berpendapat bahwa memblokir postingan publik tidak masuk akal, karena orang yang diblokir bisa tetap melihat postingan publik hanya dengan keluar dari akun mereka. Jack Dorsey, mantan CEO Twitter, mendukung gagasan Musk ini. Namun, banyak pengguna dan pakar, seperti Tracy Chou dari Block Party, berpendapat bahwa meskipun memang ada cara untuk menghindari pemblokiran, penghalang ini penting dalam menjaga keamanan pengguna.
Perubahan ini membuat pengguna mulai mencari alternatif, seperti Bluesky, platform media sosial yang mengalami lonjakan pengguna karena kekhawatiran ini. Kebijakan baru ini tidak hanya simbolis, melainkan juga lebih mengutamakan transparansi daripada keamanan pengguna, terutama bagi mereka yang ingin melindungi diri dari pelaku pelecehan atau penguntit online.
Keamanan atau Transparansi?
Perubahan kebijakan ini mengalihkan fokus dari perlindungan pengguna yang memblokir ke orang yang diblokir. Claire Waxman, Komisaris Korban dari Kantor Walikota London, mengkritik kebijakan ini karena dapat membahayakan korban pelecehan dan penguntit. Menurut Waxman, mengizinkan pengguna yang diblokir melihat postingan adalah hal yang berbahaya dan hanya akan memfasilitasi perilaku para pelaku pelecehan.
Tanggapan dari Pengguna
Selain Waxman, Colten Meisner, asisten profesor yang mempelajari pelecehan di media sosial, juga menyebut kebijakan ini sebagai langkah mundur yang sangat besar dalam sejarah penanganan pelecehan online. Menurut Meisner, fitur block adalah garis pertahanan pertama bagi korban pelecehan, dan kebijakan baru ini justru menghilangkan lapisan perlindungan tersebut.
Sikap Musk dalam mengubah kebijakan ini tampaknya mencerminkan keyakinan pribadinya, yang banyak dilihat sebagai pembalasan dendam terhadap mereka yang memblokirnya. X juga sebelumnya menekan tautan ke pesaing seperti Substack dan Mastodon, menunjukkan bahwa perubahan kebijakan di platform sering kali didorong oleh keinginan pribadi Musk.
Masa Depan X dan Penggunaannya
Perubahan ini berisiko mengalienasi pengguna, terutama mereka yang peduli akan keamanan dan privasi mereka. Dengan meningkatnya ujaran kebencian di platform, perubahan kebijakan ini hanya akan memperburuk situasi dan mempercepat eksodus pengguna ke platform lain yang lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pengguna.
FAQ
- Apa perubahan pada fitur block di X?
Fitur block akan dihapus dan diganti dengan versi mute yang lebih kuat, sehingga pengguna yang diblokir masih bisa melihat postingan publik. - Mengapa Elon Musk ingin mengubah fitur block?
Musk berpendapat bahwa memblokir postingan publik tidak masuk akal, karena pengguna yang diblokir tetap bisa melihatnya dengan keluar dari akun mereka. - Apa dampak dari perubahan fitur block ini?
Banyak yang khawatir bahwa perubahan ini akan memperburuk masalah pelecehan online dan mengancam keamanan pengguna, terutama mereka yang diblokir oleh pelaku pelecehan. - Apa alternatif lain yang disukai pengguna setelah perubahan ini?
Platform seperti Bluesky mengalami lonjakan pengguna, karena orang mulai mencari alternatif yang lebih aman dari X. - Apakah perubahan ini hanya simbolis?
Tidak, ini lebih dari sekadar perubahan simbolis. Kebijakan ini mengutamakan transparansi bagi pengguna yang diblokir, tapi mengorbankan keamanan pengguna yang memblokir.